Senin, 06 Juli 2009
Tuhan Adalah Gembalaku (Mzm 23)
Mazmur 23:1-6
Mazmur ini di tulis olah Daud, ia menggambarkan Tuhan sebagai seorang gembala dan kita sebagai domba-Nya. Dalam Perjanjian Baru hal yang sama juga dikatakan oleh Yohanes dalam Yohanes 10, disitu juga digambarkan Yesus sebagai gembala yang baik.
Dalam ayat 1
”TUHAN adalah gembalaku.......”
Dilihat dari Ensikolpedi A-L, ada dua macam gembala dalam Alkitab yaitu seseorang yang menggembalakan ternak dan orang yang mengasuh juga membina manusia. Allah menggambarkan diri-Nya sebagai seorang gembala karena kasih-Nya yang begitu besar kepada umat-Nya. Seorang gembala yang baik akan selalu melindungi domba-dombanya diari bahaya yang mengancam, satu domba sangat berharga bagi seorang gembala. Begitu juga TUHAN yang melebihi dari seorang gembala biasa, Dia Gembala dan kita adalah domba-Nya.
”..........takkan kekurangan aku”.
Karena Tuhan adalah seorang gembala, maka Ia takkan membiarkan umat-Nya sebagai domba merasa kekurangan, karena Dia akan memuaskan dan menyenagkan jiwa kita yang lapar dengan klebaikan (Mzm 107:9). Tentu domba akan bergantung kepada seorang gembala dalam hal; makan dan minum. Setiap orang yang menjadikan Tuhan sebagai gembalanya tentu akan tunduk kepada-Nya seperti seekor domba tunduk pada gembala. Sikap tunduk juga berarti takut, dalam Mzm 34:9-10 dikatakan siapa yang takut akan Tuhan tidak akan kekurangan. Setiap anak-anak Allah tidak akan kekurangan karena Allah sendiri akan memenuhi keperluan anak-anak-Nya menurut kekayaan dan kemuliaan dalam Yesus (Filp 4:19).
Ayat 2
”ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang”
Menggambarkan bahwa seorang gembala selalu memberikan tempat yang terbaik bagi domba-dombanya. Begitu juga Tuhan akan membawa kita ke tempat yang begitu baik, ia akan membawa kita, umat-Nya, untuk beristirahat di rumput hijau yaitu di dalam Yesus Kristus dimana terdapat segala kehidupan yang berlimpah. Tuhan akan memberikan sungai kesenangan-Nya untuk umat-Nya (Mzm 36:9), tempat yang Allah sediakan melimpah dengan aliran-aliran sungai (Mzm 45:6).
Ayat 3
”Ia menyegarkan jiwaku, Ia menuntun aku di jalaan yang benar, oleh karena nama-Nya”
Menyegarkan jiwa di sini menunjukken kepedulian seorang gembala kepada dombanya ketika domba-dombanya mulai lesu, sehingga gembala-lah yang menjadi penolong (Mzm 42:12). Tentu bukan dengan hal-hal yang bersifat materi Allah menyegarkan jiwa umat-Nya melainkan dengan Taurat-Nya, karena Taurat Tuhan menyegarkan jiwa (Mzm 19:8). Tuhan akan membimbing umat-ya ke jalan yang benar dengan Roh-Nya yang kudus. Domba akan mengikuti gembalanya, bukan orng asing yang dapat menyesatkannya. Begitu juga umat Tuhan, mereka akan mengikuti jalan yang diberikan Tuhan dan Tuhan sendiri yang akan menuntunnya. Tuntunan Tuhan bukan hanya sekedar materi, melainkan nasihat-nasihat-Nya yang akan membawa kita, umat-Nya, kedalam kemuliaan (Mzm 73:24).
Ayat 4
”..........Engkau besertaku, Gada-Mu dan tongkat-Mu itulah yang menghibur aku.”
Sebagai seorang gembala, Tuhan selalu beserta domba-Nya meskipun dalam keadaan yang sulit dan berbahaya. Kasih kesetian seorang gembala yang tidak pernah berhenti dalam keadaan apapun. Gada menjadi alat untuk pertahan dan untuk mendisiplin, sehingga terlihat kuasa Tuhan yang digambarkan dengan gembala, tongkat menjadi alat untuk membawa domba-domba supaya tetap berada di dekat gembalanya, dan menggiring ke jalan yang benar, juga untuk menyelamatkan domban-dombaya dari bahaya dan mengeluarkannya dari dalam gelap (Mzm 107:14). Semua yang Tuhan sediakan itu bertujuan untuk menghibur anak-anak-Nya (Mzm 71:21).
Ayat 5
”Engkau menyediakan hidangan bagiku, dihadapan lawanku..........”
Allah selalu memenuhi kebutruhan anak-anak-Nya, sebagai bentuk perhatian-Nya yang besar, Ia tidak peduli dengan keadaan sekelilingnya meskipun kuasa jahat menghimpit. Berkat dan kepedulian Tuhan ditunjukkan kepada umat-Nya di tengah sekutu atau musuh-musuh, bahkan ditunjukkan secara berlimpah-limpah melebihi yang lain (Mzm 45:8). Tuhan sendiri yang akan memberikan hadiah terbesar kepada umat-Nya yang berhak mendapatkan meskipun banyak hal yang menghalangi (Mzm 16:5). ”..........mengurapi kepalaku dengan minyak...........” yaitu gambaran urapan Roh Kudus yang akan tuhan berikan.
Ayat 6
”Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku dan aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa”
Seorang gembala menemani dombanya papun keadannya, dan sampai kapanpun. Emikian juga penyertaan Tuhan kepada umat-Nya yang tidak melihat keadaan sekelilingnya, apapun kondisinyadan penyertaan-Nya sampai selama-lamanya, hingga akhirnya nanti umat Tuhan melihat kemuliaan Tuhan dan wajah Tuhan di dalam tempat kediaman Tuhan dalam kekekalan.
Jumat, 15 Mei 2009
Kembalilah Anak-Ku
Kembalilah Anak-Ku
(Hosea 6:1-3)
Sia-sia….
Sia-sia kehidupan yang kau miliki
Sia-sia pengharapan yang kau miliki
Sia-sialah semua pengorbananmu
Tiada satupun yang bermanfaat
Tidakkah kau tahu?
Tidakkah kau bisa memahami?
Dan tidak bisakah kau merasakan?
Oh manusia….
Tidakkah kau mengerti jalan-jalanmu?
Jalan kesia-siaan…
Engkau terus bermegah
Engkau terus menyombongkan dirimu
Engkau terus meninggikan hatimu
Mementingkan kehidupanmu sendiri
Manusia…
Perhatikanlah pikiranmu..
Perhatikanlah hatimu…
Perhatikanlah kehidupanmu…
Tak ada rasa syukur..
Tak ada rasa syukur kepada Allah
Manusia…
Engkau tertawa terbahak
Engkau berfoya-foya, berpesta-pora
Menuruti keinginan dagingmu
Menuruti hawa nafsumu
Kemunafikkan…
Pembunuhan…
Dan…. Dan masih banyak lagi
Sungguh terlalu banyak
Terlalu panjang daftar kejahatanmu, manusia
Engkau tinggalkan Tuhanmu
Engkau manjauh dari-Nya
Engkau berusaha melupakan-Nya
Dan bahkan engkau menolak-Nya
Tetapi…
Keinginanmu..
Kemauanmu…
Engkau ingin selalu berkat darinya..
Mana mungkin?
Sia-sia hai manusia..
Sia-sia….
Itu semua sia-sia belaka,, tak akan mungkin..
Kau takkan mungkin mendapatkan kasih-Nya
Takkan mungkin mendapatkan anugerah-Nya
Takkan mungkin mendapatkan berkat-Nya
Kau takkan menetrima semua itu
Yang kau dapatkan hanya hukuman
Hanyalah penghakiman…
Atas dosa dan kejahatanmu
Manusia,..
Apa maumu?
Apa keinginanmu?
Apa kehendakmu?
Allah telah sabar
Dengan kasih-Nya Ia menunggumu
Dengan cinta-Nya Ia menantimu
Tidakkah kau mendengar-Nya
Tidakkah kau mendengar?
Manusia..
Kau telah mati..
Kau telah binasa..
Semua karena dosamu
Semua karena kejahatanmu
Namun, Tuhan berkata…
Dengar,,, dengarkan Ia berkata
Dengarlah Ia bicara…
Ia berkata untukmu
Anak-Ku…
Kembalilah…
Aku menantimu..
Aku sangat mengasihimu anak-Ku
Berbaliklah…
Berbaliklah dari jalanmu kepada-Ku
Aku akan berikan kasih-Ku padamu
Kuberikan abnugerah-Ku padamu
Kan Ku beri kau kehidupan
Kan Ku beri kau hidup yang kekal
Akulah fajar mentari..
Yang menyinari dan manghangatkan bumi
Akulah hujan yang membasahi bumi
Yang memberikan kehidupan di bumi
Akulah yang membangkitkanmu dari kematian
Akulah yang menyembuhkanmu
Akulah yang membalut luka-lukamu
Anak-Ku…
Kembalilah…
Kembalilah anak-Ku…
Kembali dan berbaliklah..
Terimalah kasih dan karunia-Ku untukmu
Kamis, 14 Mei 2009
Surat Yakobus
A. Pendahuluan
Dalam Kitab Perjanjian Baru, terdapat sekitar dua puluh satu
Surat Yakobus ini memiliki ciri khas tersendiri disbanding denga surat-surat yang lain. Surat Yakobus merupakan
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yakobus tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yakobus dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yakobus masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yakobus ke dalam daftar kitab-kitab sucinya[1]
Dari kutipan diatas, dapat dikatakan bahwa
Diantara surat-surat yang ada dalam Kitab Perjanjian Baru, Surat Yakobus merupakan
B. Mengenai penulis
Surat Yakobus ini ditulis oleh Yakobus. Namun Yakobus yang mana yang dimaksudkan, sehingga terjadi perdebatan mengenai siapa Yakobus yang menuliskan
1. Yakobus anak Zebedeus. Dia mati shayid, di bunuh oleh Herodes pada ± tahun 42 (KPR 12). Dan
2. Yakobus anak Alfeus. Yakobus yang ini tidak sering disebutkan dalam Perjanjian Baru, karena ia bukanlah orang yang penting dalam sejarah gerja mula-mula. Sehingga kemungkinan bahwa ia yang menulis
3. Yakobus saudara Yesus. Dia baru menjadi percaya setelah Yesus bangkit dari antara orang mati (I Korintus 15:7). Dia menjadi pemimpin Yerusalem, yaitu golongan Yahudi. Dipandang szebagai sokoguru oleh Paulus (
Bila Yakobus sungguh pengarangnya, maka ini tentulah Yakobus anak Alfeus (mat 10:3), atau lebih mungkin Yakobus, saudara Tuhan Yesus (Gal
Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan tokoh-tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam
Selebihnya, Surat Yakobus langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato yang mengherankan, seandainya Surat Yakobus ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yunani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya:
Banyak ahli berkeyakinan bahwa Surat Yakobus ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Surat Yakobus tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Surat Yakobus ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Surat Yakobus berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Adapun Yakobus saudara Yesus adalah orang yang terlibat dalam kepemimpinan gereja mula-mula, yakni di Yerusalem, menggantikan Petrus yang pergi meninggalkan
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Yakobus yang dimaksudkan adalah Yakobus saudara Yesus (matius
C. Waktu Penulisan
Surat Yakobus ditulis pada masa awal kekristenan. Akan tetapi tidak begitu jelas kapan tanggalnya. Jika yang mengarang atau menulis
D. Latar belakang penulisan
Sebagai pemimpin jemaat di Yerusalem, Yakobus merasa bertanggung jawab untuk memberikan nasihat-nasihat kepada orang-orang Kristen yang berlatar belakang Yahudi. Dia mengetahui keadaan dan mau mengarahkan mereka dalam pergumulan yang mereka alami.
Problem utama dari penerima
Setelah menganalisa akibat yang muncul dalam kehidupan orang Kristen, penulis
Yakobus menasihati orang Kristen supaya hidup harmonis antara internal (anugrah Tuhan yang diterima) dan eksternal (kenyataan hidup sehari-hari). Surat Yakobus ini searah dengan nasihat Rasul Paulus agar orang Kristen hidup sesuai dengan panggilannya (Filipi
E. Tujuan Penulisan
Surat Yakobus tidak memberikan informasi yang spesifik tentang tujuan atau alamat suratnya tersebut. Dalam Yakobus 1:1, penulis hanya memberikan petunjuk bahwa suratnya ini ditujukan kepada ”keduabelas suku di perantauan”. Agaknya yang dimaksudkan adalah bangsa Yahudi yang berada di luar Palestina.
Istilah ”Kedua belas suku di perantauan”, dapat mengungkapkan untuk orang-orang Yahudi yang berada diluar tanah perjanjian, dan di sini melambangkan segenap umat Allah[5]. Kemungkinan juga, bahwa kedua belas suku yang dimaksudkan adalah orang-orang Yahudi yang berada di luar Palestina yang kepergian mereka karena penawanan, atau juga yang karena kemauan mereka sendiri untuk merantau[6].
F. Isi Surat
Surat Yakobus banyak berisi mengenai hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari. Surat Yakobus tampaknya bertolakbelakang atau bertentangan dengan
Akan tetapi, pada dasarnya perbedaan itu adalah disebabkan karena perbedaan konteks tujuan
Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. (Yakobus
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. (Yakobus
Kedua kutipan ayat di atas memberikan penekanan yang disampaiklan oleh Yakobus untuk orang-orang perantauan bahwa iman tanpa adanya perwujudan melalui tindakan atau pertuatan pada hakikatnya adalah mati. Jadi sia-sia orang yang mengaku beriman tetapi dalam kehidupannya tidak menampakkan bahwa mereka beriman. Semuanya itu mati.
Ola Tuluan, dalam bukunya yang berjudul Introduksi Perjanjian Baru, membagi
1. Nasihat-nasihat dalam menghadapi pencobaan (1:2-18).
2. Nasihat-nasihat untuk menjadi pelaku Firman Tuhan (
3. Bukti-bukti iman yang benar (
4. Anjuran dan dorongan (5:7-20).
Dari pembagian Surat Yakobus yang diberikan oleh Ola dalam bukunya tersebut, kita dapat melihat bahwa isi dari Surat Yakobus adalah banyak mengenai bagaimana cara hidup berjemaat secara keseharian. Berbagai nasihat dan teguran ditulis dalam
Yakobus bukan hanya memberikan suatu pengajaran teori saja. Dalam arti, bukan hanya untuk dipahami atau dimengerti saja. Akan tetapi Yakobus menuntut setiap pembaca suratnya agar melakukan setiap nedsihat-nasihat yang ada. Terlebih lagi terhadap Firman Allah. Ia menulis:
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya (Yakobus 1:22-24).
Dari ayat tersebut dapat dikatakan bahwa Yakobus menuntut setiap pembacanya bukan hanya sebagai pembaca saja, melainkan juga sebagai pelaku dari apa yang dibacanya. Yang dalam hal ini adalah Firman Tuhan.
Yakobus menegaskan kepada setiap pembacanya mengenai hubungan para pembaca dengan Firman Tuhan. Tidak cukup para pembaca hanya bersikap ataupun berlaku sebagai pendengar saja, melainkan juga harus menjadi pelaku Firman itu. Dalam arti: setiap orang percaya (orang Kristen) dilahirkan kembali oleh Firman Allah. Dan hidup yang baru itu bergantung dari setiap Firman Allah. Tanpa Firaman Allah, maka hidup itu akan mati. Dengan demikian setiap orang percaya dapat mengerti betapa pentingnya Firman Allah yang berkuasa itu tertanam dalam hati orang-orang Kristen.
Dalam suratnya, Yakobus memakai ilustrasi yang sangat abik, ia mamakai ilustrasi tentang seseorang yang memandang mukanya di cermin. Yang hanya sepintas saja mengerti atau tahu bagaimana mukanya, tetapi seketika itu juga ia lupa akan mukanya sesaat setalah meninggalkan cermin. Ia tidak dapat memahami dengan sungguh-sungguh bagaimana mukanya itu. Demikian juga halnya dengan Firman Tuhan dalam kehidupannya, orang-oeang yang seperti ini adalah tipe orang yang hanya mendengar Firman Tuhan tanpa meresapinya dan tidak melakukannya. Hanya orang yang meneliti Firman Tuhan yang tidak akan melupakan Firman itu dan yang akan melakukannya dalam kehidupannya.
G. Kesimpulan
Dengan demikian secara keseluruhan Yakobus mengajarkan bahwa sekalipun orang Kristen sudah dimerdekakan dari dosa oleh iman kepada Kristus, itu tidak boleh diartikan bahwa orang Kristen lalu merdeka untuk berbuat dosa!. Satu hal penting yang perlu kita ingat adalah : jangan berbuat apa-apa supaya anda diselamatkan/masuk surga (cukup beriman saja kepada yesus). Tetapi lakukanlah perbuatan baik sebagai bukti bahwa anda benar-benar sudah diselamatkan.
Yakobus menasihati orang Kristen supaya hidup harmonis antara internal (anugrah Tuhan yang diterima) dan eksternal (kenyataan hidup sehari-hari). Surat Yakobus ini searah dengan nasihat Rasul Paulus agar orang Kristen hidup sesuai dengan panggilannya (Filipi 1:27), agar Kristus di dalam hati orang Kristen nyata bagi semua orang (2 Korintus 13:5, Kolose 3: 15-16), dan agar orang Kristen menjadi
H. Manfaat atau implikasi bagi saya
Surat Yakobus ini banyak membicarakan mengenai hal-hal praktis dalam kehidupan orang percaya. Dan bagi saya pribadi,
Daftar Pustaka
1. …….. , Alkitab, Lembaga Alkitab
2. Tulluan, Ola (1999) Introduksi Perjanjian Baru,
3. Santosa, Ester. dkk. 2004. Pedoman Lengkap Pendalaman Alkitab (Terj). Kalam Hidup
4. Sutanto, Hasan (2006),
5. Widjana, Doreen (2004)
6. Tenney, Merrill C. (1992) Survey Perjanjian Baru,
7. Hadiwijayata, A.S. (2006)Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru (Terj).
8. www.sabda.org/sabdaweb/bible/pengantaryerusalem-yakobus
[1] www.sabda.org/sabdaweb/bible/pengantaryerusalem-yakobus
[2] Introduksi Perjanjian Baru. Olla Tulluan. Hal 253
[3] Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Dianne Bergant dan Robert J. Karris, hal . 434
[4] www.sabda.org/sabdaweb/bible/pengantaryerusalem-yakobus
[5] Handbook to the bible, Yayasan Kalam HIdup, hal. 715
[6] Surat Yakobus berita perdamaian yang patut didengar, Pdt Hasan Sutanto, D.Th. Literatur SAAT. Hal.40
[7] Introduksi Perjanjian Baru. Olla Tulluan. Hal 259.
